VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN PENGELOLAAN SDM
Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata
kuliah
“Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah”
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Husni Rahim, M.A
H. Maskuri, M.Ed
Disusun Oleh :
Dewi Arianti (1110018200039)
Irfan Ardian (1110018200040)
Novitasari Akbariyah (1110018200014)
Tri Wahyuni (1110018200033)
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah,
puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT. Karena hanya dengan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Visi,misi,tujuan/sasaran kelembagaan profesional dalam MBS dan pengelolaan perubahan SDM
yang efektif dan profesional”.
Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah Manajemen Sekolah/Madrasah.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik pada
teknis penulisan maupun materi. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan, demi penyempurnaan
pembuatan makalah yang selanjutnya.
Akhirnya,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Semoga Allah SWT meridhai amal usaha kita bersama.Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, Oktober 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah
sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk mewujdkan
tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya dengan baik. Dalam
menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelola dengan
baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan
optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak profesional dapat menghambat proses
pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah dalam
menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal.
Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat berjalan dengan
baik, dibutuhkan rencana strategis sebagai suatu upaya/cara untuk mengendalikan
organisasi (sekolah) secara efektif dan efisien, sampai kepada implementasi
garis terdepan, sedemikian rupa sehingga tujuan dan sasarannya tercapai. Perencanaan
strategis merupakan landasan bagi sekolah dalam menjalankan proses pendidikan.
Komponen dalam perencanaan strategis paling tidak terdiri dari visi, misi,
tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran). Perumusan
terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi tersebut harus dilakukan
pengelola sekolah, agar sekolah memiliki arah kebijakan yang dapat menunjang
tercapainya tujuan yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Visi;
2. Merumuskan Visi sekolah;
3. Pengertian Misi;
4. Merumuskan Misi Sekolah;
5. Pengertian Tujuan (Goals);
6. Merumuskan Tujuan Sekolah;
7. Pengertian Sasaran
8. Merumuskan Sasaran
9. Konsep Pengelolaan SDM
10. Pengelolaam Perubahan SDM yang Efektif
dan Pofessional
C. Tujuan
Tujuan dalam membuat makalah ini adalah untuk lebih memahami arti dari
visi, misi, tujuan, sasaran kelembagaan
profesional dalam MBS dan pengelolaan perubahan SDM yang efektif dan profesional dan serta mampu membedakan masing-masing kategori tersebut, sehingga dapat
mempraktekkan dalam keseharian.
D. Manfaat
Adapun manfaat
dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa
dapat memahami pengertian dari
visi, misi, tujuan/sasaran
sekolah;
2. Mahasiswa
dapat mengetahui perumusan visi, misi, tujuan/sasaran sekolah;
3.
Mahasiswa dapat mengetahui pengelolaan
perubahan SDM yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Merumuskan Visi dan Misi
A.1. Pengertian Visi
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future)
yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah
pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses
manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang (Akdon, 2006:94).
Hax dan Majluf dalam Akdon (2006:95) menyatakan
bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk:
1.
Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas
pokok.
2.
Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya manusia organisasi,
konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
3. Menyatakan
sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.
Pernyataan visi,
baik yang tertulis atau diucapkan perlu ditafsirkan dengan baik, tidak mengandung multi makna sehingga dapat
menjadi acuan yang mempersatukan semua pihak dalam sebuah organisasi (sekolah).
Bagi sekolah, Visi
adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di
masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang
dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang. Dalam menentukan visi
tersebut, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan[1].
A.2.
Merumuskan
Visi sekolah
Bagi suatu organisasi visi memiliki peranan yang
penting dalam menentukan arah kebijakan dan karakteristik organisasi tersebut.
Visi harus dikembangkan dengan memerhatikan kebutuhan dan harapan stakeholder
dan kegiatan utama lembaga. Visi dirumuskan dalam kalimat yang mudah dipahami
dan menunjukan suatu keadaan sekolah/madrasah dalam jangka panjang (berkisar
5-10 tahun). Secara lengkap
penyusunan visi yang baik harus:
Rumusan
visi sekolah yang baik seharusnya memberikan isyarat:
1) Visi sekolah
berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama, menggambarkan apa
yang diinginkan pada masa yang akan datang.
2) Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih
baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
3) Visi sekolah harus mencerminkan standar
keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
4) Visi sekolah harus mencerminkan dorongan yang
kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat dan komitmen bagi stakeholder.
5) Mampu menjadi dasar perumusan misi dan mendorong
terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah ke arah yang lebih baik.
6) Menjadi dasar dan
tujuan sekolah.
7) Dalam merumuskan visi
harus disertai indikator pencapaian visi.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah/madrasah
merupakan lembaga yang harus memiliki nilai-nilai yang kuat. Nilai tersebut
merupakan sesuatu yang dijadikan bahan untuk membangun kepercayaan-kepercayaan
SDM sekolah/madrasah.
A.3. Pengertian
Misi
Misi adalah pernyataan mengenai
hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di
masa datang (Akdon, 2006: 97). Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan
produk atau pelayanan yang ditawarkan. Pernyataan misi harus:
1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak
dicapai oleh organisasi dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang
bersangkutan.
2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus
dilakukan untuk mencapainya.
3. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap
perkembangan bidang utama
yang digeluti organisasi (Akdon, 2006:98).
A.4. Merumuskan Misi Sekolah
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan
visi. Jadi misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi.
Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang
dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
Misi sekolah/madrasah dikembangkan dari kegiatan utama
lembaga dengan memerhatikan visi yang telah ditetapkan. Misi merupakan hal-hal
penting yang harus dilakukan oleh sekolah/madrasah dalam upaya untuk mencapai visi lembaga tersebut dikembangkan dari
kegiatan utama lembaga. Itulah sebabnya misi lembaga harus terhubung dengan
visi.
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan misi sekolah antara lain:
1. Pernyataan misi sekolah harus menunjukkan secara
jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh sekolah.
2. Rumusan misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat
yang menunjukkan “tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan”
sebagaimana pada rumusan visi.
3. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari
satu rumusan misi. Antara indikator visi dengan rumusan misi harus ada
keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas.
4. Misi sekolah
menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada masyarakat
(siswa)
5. Kualitas produk atau
layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi, namun
disesuaikan dengan kondisi sekolah.
6. Misi harus mampu
menggambarkan berbagai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut sekolah/madrasah.
7. Statement misi harus
berorientasi ke masa depan dan mampu menggambarkan sekolah/madrasah pada masa
yang akan datang
dengan berpijak pada apa yang telah ada.
8. Statement misi harus fokus pada pencapaian visi.
9.
Statement
misi merupakan statement yang singkat dan padat tidak lebih dari dua kalimat.
B. Pengertian dan
Merumuskan Tujuan/Sasaran
B.1. Pengertian Tujuan (Goals)
Tujuan merupakan
penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan
tujuan pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang
dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam
bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin
dicapai di masa mendatang (Akdon, 2006:143).
Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan
dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat
menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator.
B.2.
Pengertian Sasaran
Sasaran adalah penjabaran tujuan, yaitu suatu yang akan
dihasilkan/dicapai oleh sekolah dalam jangka waktu lebih singkat dibanding
tujuan sekolah. Agar sasaran
dapat dicapai dengan efektif, maka sasaran harus dibuat spesifik, terukur,
jelas kriterianya, dan disertai indikator-indikator yang rinci dan mengacu pada visi, misi dan tujuan
sekolah.
B.3. Merumuskan
Tujuan dan Sasaran Sekolah
Tujuan menggambarkan arahan yang
jelas bagi sekolah. Perumusan tujuan akan strategi/perlakuan, arah kebijakan
dan program suatu sekolah. Oleh karena itu perumusan tujuan harus memberikan
ukuran lebih spesifik dan akuntabel. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
merumuskan tujuan sekolah, antara lain:
1) Tujuan sekolah harus memberikan
ukuran yang spesifik dan akuntabel (dapat diukur)
2) Tujuan sekolah merupakan
penjabaran dari misi, oleh karena itu tujuan harus selaras dengan visi dan
misi.
3) Tujuan
sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan diselesaikan dan kapan
diselesaikannya[2].
Rumusan sasaran harus selalu mengandung peningkatan baik
peningkatan kualitas, efektivitas, produktivitas, maupun efisiensi.Sasaran
harus dibuat spesifik, terukur jelas kriterianya dan disertai
indikator-indikator yang rinci, dan mengacu pada visi, misi, dan tujuan
sekolah.
Tujuan dan sasaran merupakan arah atau keadaan yang akan diupayakan untuk
dicapai oleh sekolah/madrasah dalam kurun waktu sedang dan pendek. Tujuan dan sasaran harus berinduk kepada visi sekolah/madrasah.
Jika sekolah/madrasah tersebut memiliki unit-unit atau bagian-bagian, maka
tujuan dan sasaran dapat merupakan tujuan dan sasaran unit atau bagian-bagian
tersebut.
Dalam penyusunan tujuan dan sasaran
yang juga penting untuk diperhatikan adalah penyusunan prioritas. Penyusunan
prioritas yang salah akan dapat menghambat pencapaian visi dan pemborosan dalam
sumber daya. Jika kesalahan prioritas tersebut merupakan hal yang fatal dan
kemudian menjadikan pemborosan yang sangat sehingga menghabiskan sumber daya
yang ada, maka visi sekolah/madrasah yang telah direncanakan kemudian tidak
tercapai.
Itulah sebabnya tujuan dan sasaran
yang penting harus dicapai dahulu pada tahun-tahun pertama pelaksanaan visi,
baru kemudian dilanjutkan dengan pencapaian tujuan dan sasaran berikutnya.
Teknik penulisan tujuan dan sasaran harus dinyatakan dalam kalimat yang disusun
dengan metode SMART yang merupakan kepanjangan dari Specific, Measurable,
Attainable, Responsible, Time frame.
Specifik artinya bahwa kalimat tujuan
atau sasaran harus mampu diukur. Measurable berarti bahwa pernyataan
tujuan dan sasaran mampu untuk dicapai dengan mendasarkan pada sumber daya yang
ada. Responsible berarti bahwa pernyataan dalam tujuan dan sasaran
memiliki penanggung jawab, dan Time frame berarti tujuan dan sasaran
harus memiliki kerangka waktu pencapaian.
C. Mengelola Perubhan SDM yang Efektif dan Professional
C.1. Konsep
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia dalam istilah lain sering disebut “Personal
Management”; “Personal Administration”; “Human Resource Adminitration”; (Umi
Sukamti, 1989:4). Beberapa istilah tersebut dalam bidang pendidikan
merupakan salah satu substansi dari manajemen pendidikan.
Edwin B. Flippo (1984) menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya manusia merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan
tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan
kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan atau sasaran perorangan, organisasi,
dan masyarakat.[3]
C.2.
Pengelolaam Perubahan Sumber Daya Manusia yang Efektif dan
Pofessional
1. Pengelolaan
Perencanaan SDM
Meliputi
perencanaan kualitas dan kuantitas SDM serta kegiatan perancangan pekerjaan
bagi SDM (Job Design). Perencanaan kualitas ini meliputi tingkat pendidikan,
skill, pengalaman, usia dan lain-lain untuk masing-masing jabatan dalam
struktur organisasi tersebut. Setelah mengetahui kebutuhan kualitas karyawan,
maka kita membuat perencanaan kuantitas adalah merancang berapakah batas
minimal jumlah karyawan kita di masing-masing jabatan dan wilayah kerja.
Setelah itu, baru kita membuat job discription dari masing-masing
jabatan/posisi sesuai dengan struktur organisasi perusahaan.
2.
Pengelolaan Perolehan dan Penempatan Sumber Daya
Manusia
Bagian ini
meliputi rekruitment, seleksi dan penempatan. Rekruitment pada dasarnya
merupakan aktivitas untuk mencari dan memperoleh pekerjaan yang terdapat di
dalam perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan kualitas yang ditentukkan. Mengingat
rekruitment adalah bidang yang sangat penting, karena rekruitment adalah “pintu
gerbang” kita guna mewujudkan SDM pekerja pengetahuan, maka harus dibuat sistem
rekruitment yang sangat efektif dan efesien. [4]
Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson
(1997:227) menjelaskan bahwa kegiatan kunci yang merupakan bagian dari rekrutmen
adalah (1) menentukan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan
dalam hal jenis pekerjaan (job title) dan levelnya dalam perusahaan; (2)
terus berupaya mendapatkan informasi mengenai perkembangan kondisi pasar tenaga
kerja; (3) menyusun bahan-bahan rekrutmen yang efektif; (4) menyusun program
rekrutmen yang sistematis dan terpadu yang berhubungan dengan kegiatan sumber
daya manusia lain dan dengan kerja sama antara manajer lini dan karyawan; (5)
mendapatkan calon karyawan yang berbobot atau memenuhi syarat; (6) mencatat
kualitas dan jumlah pelamar dari berbagai sumber dan masing-masing metode
rekrutmennya; dan (7) melakukan tindak lanjut terhadap para calon karyawan baik
yang diterima maupun yang ditolak, guna mengevaluasi efektif tidaknya rekrutmen
yang dilakukan.
Sedangkan menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997),
yang mengaitkan seleksi dan penempatan menyebutkan bahwa seleksi adalah
proses mendapatkan dan mempergunakan informasi mengenai pelamar kerja untuk menentukan
siapa yang seharusnya diterima menduduki posisi jangka pendek dan jangka panjang.
Penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang
dengan jabatan yang akan dipegangnya, berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan kepribadian
karyawan tersebut. Sebelum mulai kerja, ada baiknya mereka diberikan
orientasi pekerjaan yang menjelaskan secara rinci dan runtut apa-apa yang harus
mereka kerjakan dan dengan siapa-siapa mereka harus berhubungan dan
berkomunikasi.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa seleksi merupakan
salah satu cara yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk melihat
kesesuaian atau tidaknya antara individu, pekerjaan, organisasi, dan
lingkungan. Oleh karena itu, prosedur seleksi yang cermat dan penempatan yang
sesuai adalah merupakan esensi dari pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Jikalau dilakukan dengan baik, niscaya prosedur ini
akan menjamin bahwa sebuah perusahaan atau organisasi mempunyai karyawan yang
dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan produktivitas yang
tinggi.[5]
3.
Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Bidang ini
meliputi pengembangan karir (penugasan) dan pengembangan kemampuan kerja.
Pengembangan karir berkaitan dengan penyusunan jalur karir yang merupakan
urut-urutan posisi (jabatan) sesuai dengan struktur organisasi. Sedangkan
Pengembangan kemampuan kerja adalah cara-cara kita untuk meningkatkan kemampuan
karyawan baik secara informal maupun formal.
4.
Pengelolaan Perancangan sistem penilaian kinerja
karyawan.
Perancangan sistem penilaian kinerja
pada dasarnya merupakan perancangan suatu sistem formal dan terstruktur untuk
mengukur dan mengevaluasi tidak hanya hasil kerja tetapi juga sikap, perilaku,
pengetahuan dan keterampilan/keahlian kerja SDM. Penilaian kerja merupakan alat
terkendali agar apa-apa yang dikerjakan oleh SDM selaras dengan apa-apa yang
diinginkan oleh perusahaan. Proses perancangan sistem penilaian kinerja secara
umum terdiri dari empat tahap, yakni;
a)
Menentukan apa-apa yang akan dinilai;
b)
Menentukan kapan menilainya;
c)
Menentukan siapa-siapa yang akan menilai,
Selain itu ada juga Unsur Pengelolaan
Sumber Daya Manusia. Unsur ini secara khusus mengelola dan mengembangkan
potensi sumber daya manusia yang ada di sekolah untuk dimaksimalkan dan
dikembangkan sesuai dengan tugas kemampuan, serta potensi yang dimiliki.
Kegiatan ini antara lain meliputi ; a) Mengupayakan pelatihan, atau
pendidikan guna meningkatkan SDM. b) Mengupayakan penempatan SDM secara cermat
berdasarkan potensi yang dimiliki secara adil, transparan, dan akuntabel. c) Melakukan
kontrol dalam pelaksanaan tugas untuk mengetahui pencapaian dan kinerja yang
dilakukan. d) Melakukan pembinaan yang diperlukan guna peningkatan karir dan
upaya preventif terhadap akses negatif yang mungkin muncul. e) Memberikan
motivasi dan promosi bagi peningkatan karir.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø
Dalam mewujudkan sekolah yang memiliki
kualitas yang baik perlu direncanakan dan dilakukan rekayasa. Dalam hal ini
sekolah perlu merumuskan visi, misi, tujuan dan program sekolah yang
terintegrasi dalam perencanaan strategis sekolah
Ø
Perencanaan strategis merupakan panduan
bagi sekolah dalam menjalankan proses pendidikan dalam tingkat satuan pendidikan
masing-masing. Perumusan visi, misi, tujuan dan program sekolah yang
berkualitas akan menentukan gambaran masa depan sekolah yang di inginkan,
karena visi, misi, tujuan dan program yang terintegrasi dalam perencanaan
strategis inilah yang akan menjadi acuan sekolah dalam melakukan aktivitasnya
sebagai lembaga pendidikan.
Ø Pengelolaan sumber daya manusia adalah merupakan aspek yang sangat
penting dalam proses pendidikan secara umum. Oleh karena itu fungsi-fungsi
dalam pengelolaan sumber daya manusia harus dilaksanakan secara optimal
sehingga kebutuhan yang menyangkut tujuan individu, perusahaan, organisasi
ataupun kelembagaan dapat tercapai. Disamping itu dengan prosedur pengelolaan
sumber daya manusia yang baik diharapkan kekurangan dan problem yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia, yaitu yang terkait dengan kemampuan daya saing dapat
teratasi.
B. Saran
Untuk mewujudkan
sekolah yang berkualitas, harus diawali dengan perencanaan strategis yang
berkualitas. Rumusan visi, misi, tujuan dan program yang merupakan bagian dari
perencanaan strategis harus berkualitas. Oleh karena itu perumusan ini
hendaknya diketahui dan dipahami oleh segenap stakeholder sekolah, agar mereka
dapat mengetahui fungsi, peran dan tugas yang harus dilakukan. Pengelolaan sumber daya manusia harus dilaksanakan secara optimal
sehingga kebutuhan yang menyangkut tujuan individu, perusahaan, organisasi
ataupun kelembagaan dapat tercapai.
[1]
Prof. DR. H. Muhaimin, M.A. dkk. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya
dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah/madrasah) . kencana Prenada Media
group, Jakarta 2009 hal (155-176). Edisi pertama, cetakan pertama.
[3]
Nanang
Nuryanta. Pengelolaan Sumber Daya Manusia(Tinjauan Aspek Rekrutmen dan
Seleksi. http://journal.uii.ac.id/index.php/JPI/article/viewFile/188/177. Jum’at, 14 Oktober 2011 (11.45 WIB)
[4] Mohammad Wahyudin. Prinsip Pengelolaan SDM. : http://id.shvoong.com/humanities/1884165-prinsip-pengelolaan-sdm/#ixzz1aTqQpJha. Jum’at , 14
Oktober 2011 (12. 15 WIB)
[5] Op Cit
[7]Rosyid. Perubahan
SDM. http://www.rosyid.info/2009/02/penerapan-manajemen
perubahan.html. Jum’at, 14 Oktober 2011 (12.45 WIB)
0 komentar:
Posting Komentar